AMT telah diterjemahkan dan divalidasi ke dalam Bahasa Indonesia untuk memastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan dalam tes ini sesuai dengan budaya dan pemahaman lokal. Beberapa penelitian telah mengevaluasi validitas dan reliabilitas AMT dalam Bahasa Indonesia dengan hasil yang cukup baik. Validasi dilakukan dengan membandingkan skor AMT dengan Mini-Mental State Examination (MMSE) atau Montreal Cognitive Assessment (MoCA), yang merupakan standar lain dalam skrining kognitif.

Hasil validasi menunjukkan bahwa AMT versi Indonesia memiliki reliabilitas tinggi dengan Cronbach’s alpha > 0,7, sehingga dapat digunakan secara akurat dalam mendeteksi gangguan kognitif pada lansia.

Manfaat Penggunaan AMT :

1. Skrining Cepat → AMT hanya membutuhkan waktu kurang dari 5 menit, sehingga cocok digunakan dalam setting klinis dengan keterbatasan waktu
2. Mendeteksi Gangguan Kognitif Dini → Membantu dokter dan tenaga kesehatan dalam mengidentifikasi lansia yang berisiko mengalami demensia atau delirium
3. Non-Invasif dan Mudah Digunakan → Tidak memerlukan alat khusus, hanya memerlukan wawancara singkat dengan pasien
4. Dapat Digunakan di Berbagai Setting → Cocok untuk rumah sakit, panti jompo, layanan kesehatan primer, atau komunitas lansia
5. Membantu Perencanaan Perawatan → Jika hasil AMT menunjukkan gangguan kognitif, pasien dapat dirujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut dan mendapatkan intervensi yang sesuai.

Referensi:

• Hodkinson, H. M. (1972). "Evaluation of a mental test score for assessment of mental impairment in the elderly." Age and Ageing, 1(4), 233-238
• Purnama, S., & Indrawati, L. (2018). "Validitas dan Reliabilitas Abbreviated Mental Test dalam Bahasa Indonesia." Jurnal Kedokteran Indonesia.
• Royal College of Physicians (2019). "National guidelines for cognitive screening in older adults.
• Alzheimer’s Association (2020). "Cognitive Assessment Toolkit"